Saturday, May 14, 2016

Mencoba Layanan GoCar?

Bersamaan dengan perubahan antarmuka kemarin, Go-Jek menawarkan sebuah layanan baru yaitu Go-Car. Layanan ini menyerupai layanan yang diberikan oleh Uber dan GrabCar. Penasaran, saya lalu mencoba untuk menggunakan layanan Go-Car.

Pada pagi hari ini, saya mencoba untuk memesan Go-Car dari kawasan Permata Hijau. Saya berhasil mendapatkan pengendara yang bersedia mengantar ke Senayan. Namun, karena jarak sang driveryang masih terlalu jauh, akhirnya dia meminta saya untuk membatalkan pesanan. 


Siangnya, saya kembali mencoba untuk menggunakan Go-Car dari Senayan. Saya berhasil kembali mendapatkan driver Go-Car. Namun, sama seperti sebelumnya, sang driver berada terlalu jauh dari lokasi saya berada, sehingga dia meminta untuk membatalkan pesanan.

Saya kembali memesan Go-Car. Kali ketiga, pesanan saya diterima dan sang driver berada tidak terlalu jauh dari posisi saya.

Cara memesan Go-Car sama seperti memesan Go-Ride. Anda cukup memilih tempat penjemputan dan lokasi tujuan. Setelah itu, Anda bisa memilih metode pembayaran, yaitu dengan uang cash atau dengan Go-Jek Credit, yang namanya sekarang diganti menjadi Go-Pay. Anda juga dapat menuliskan catatan tambahan untuk driver.

Sama seperti GrabCar, Go-Car menawarkan harga pasti. Jadi, saat Anda memesan, Anda akan secara langsung tahu berapa harga yang harus dibayarkan. Sementara itu, Uber masih menggunakan argo. Jadi, harga yang muncul di awal adalah harga perkiraan.



Sayangnya, saat ini, armada Go-Car masih sedikit. Karena itu, Anda mungkin akan sedikit kesulitan untuk mendapatkan Go-Car.

Untungnya, dengan update terbaru ini, Go-Jek telah melakukan beberapa perubahan pada aplikasi. Sekarang, Anda dapat melihat secara real-time posisi sang driver berada. Jadi, Anda bisa tahu secara pasti apakah driver sedang berjalan mendekat atau tidak.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, saya akhirnya melihat sang driver. Mobil yang saya tumpangi kali ini terlihat baru. Dan saat saya bertanya pada sang driver, dia mengakui bahwa mobilnya memang mobil keluaran tahun 2015. Sayangnya, saat saya memasuki mobil, tercium bau rokok, meski samar.

Mobil berada dalam keadaan bersih. Sang driver pun ramah saat saya ajak mengobrol. Namun, saya tidak mendapatkan fasilitas penumpang seperti minuman, tisu atau permen. 

Mendaftar menjadi sopir Go-Car
Selama perjalanan, saya sedikit bertanya tentang bagaimana cara mendaftar menjadi sopir Go-Car. Sang driver mengaku bahwa dia mendapatkan penawaran dari SMS untuk bergabung dengan Go-Car. Salah satu hal yang iming-iming yang Go-Jek tawarkan adalah proses pendaftaran yang hanya memakan waktu 3 menit.

"Saya dapat undangan SMS untuk bergabung," kata salah satu driver Go-Car yang tidak mau disebutkan namanya. "Tapi, saya tidak tahu darimana mereka tahu nomor ponsel atau email saya." Dia menduga bahwa pihak Go-Jek mendapatkan datanya dari pesaing mereka, Uber atau GrabCar. Karena, dia mengaku bahwa sebelum ini, dia pernah menjadi sopir di GrabCar dan masih aktif di Uber.

Sang driver mengaku penasaran lalu memutuskan untuk mencoba. Dia mengatakan, proses pendaftaran memang hanya memakan waktu sekitar 3 menit, meski proses membaca peraturan yang diberikan oleh Go-Jek -- termasuk regulasi dari pemerintah -- memakan waktu sekitar 1 jam. 

Dia menjelaskan, calon pendaftar hanya cukup mengirimkan foto dan foto kopi KTP. Dan calon driversudah akan terdaftar dan bisa mulai mengangkut penumpang. Setelah driver mengambil pesanan beberapa kali, barulah driver akan diminta ke kantor Go-Jek untuk menyerahkan berbagai surat persyaratan lain. seperti surat SKCK, asuransi mobil, dan SIM. 

Masalah yang biasa dihadapi oleh sopir aplikasi transportasi on-demand
Sang driver juga sempat menceritakan bahwa salah satu kendala yang biasa dihadapi oleh sopir dari aplikasi pemesanan transportasi adalah adanya razia di bandara dan stasiun. Dia menceritakan, di bandara, terkadang ada razia yang diadakan oleh oknum aparat.

Dia menduga, alasan oknum aparat melakukan razia adalah untuk mendapatkan uang ekstra. Sang sopir juga harus rela untuk dikerjai.

Karena itulah, dia bercerita, sebagai sopir, seseorang harus pintar untuk mencari akal. Biasanya, saat hendak menjemput penumpang di bandara, dia akan menelepon sang pelanggan terlebih dahulu, memastikan dia tahu ciri-ciri sang pelanggan.

Setelah itu, dia akan berpura-pura untuk menjadi sopir pribadi sang penumpang. Caranya, salah satunya, adalah dengan membawakan koper dan barang bawaan sang penumpang.

Selain di bandara, sopir aplikasi transportasi on-demand juga sering menemui masalah di salah satu stasiun di Jakarta, yaitu Stasiun Senen. Dia bercerita, jika di stasiun, mereka kerap menemui masalah dengan para sopir taksi. Karena itulah, sopir aplikasi transportasi seperti Uber, GrabCar dan Go-Car harus berhati-hati. 

Biasanya, sopir taksi bisa mengetahui seseorang adalah sopir aplikasi transportasi dari gaya mereka menurunkan penumpang atau jika penumpang membayar saat dia berada di luar mobil. Tipe mobil juga menjadi salah satu penanda. Karena biasanya, mobil tipe MPV atau family car yang digunakan.

Hal ini membuktikan, meski layanan transportasi on-demand telah mulai menjadi semakin populer, mereka juga masih memiliki masalah tersendiri.


http://teknologi.metrotvnews.com/news-teknologi/Wb7OyDab-pengalaman-menjajal-go-car






Pertengahan April 2016 lalu, Go-Jek telah merilis layanan terbarunya Go-Car. Tak berbeda dengan layanan yang sudah lebih dahulu ada, seperti GrabCar atau Uber, layanan terbaru dari Go-Jek tersebut juga memanfaatkan kendaraan roda empat untuk antar jemput penggunanya.
Kehadiran Go-Car tentunya juga membuka peluang bagi pemilik kendaran roda empat untuk menambah penghasilan. Jika Anda tertarik untuk menjadi driver Go-Car, Go-Jek selaku pemilik layanan ini telah membuka kesempatan lewat situsnya yang bisa diakses di halaman berikut ini.
Lewat situsnya tersebut, Go-Jek menegaskan terus membuka ruang dan mengajak pemilik kendaraan roda empat untuk bergabung bersama Go-Car. Selain bebas mengatur waktu kerja, layanan ini juga menjanjikan mampu meningkatkan pendapatan bagi driver yang bergabung.
Hal menarik lainnya, layanan online antar jemput kendaraan roda empat ini juga sudah legal. Pihak Go-Jekmenyebutkan bahwa layanan ini telah beroperasi dengan izin badan hukum dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Bagi Anda yang tidak memiliki kendaraan roda empat juga memiliki kesempatan yang sama untuk bergabung bersama Go-Car. Disebutkan, Go-Jek akan menyiapkan sebuah kendaraan jika calon driver Go-Car sudah lulus proses registrasi dan pelatihan.
Tak kalah penting, calon driver juga harus memiliki perangkat Android pribadi, seperti smartphone atau phabletserta SIM A atau B1 yang masih aktif setidaknya enam bulan ke depan. So, apakah Anda tertarik bergabung dengan Go-Car?

No comments:

Post a Comment