Saturday, April 16, 2016

Apa Yang Dimaksud dengan Surge Pricing (UBER)

Kehidupan yang semakin maju membuat peluang bisnis menjadi semakin luas. Salah satu bisnis yang saat ini menjadi trend di masyarakat yaitu bisnis mobil Uber. Bisnis Mobil Uber hampir mirip dengan taksi, akan tetapi mobil yang digunakan bukan dari menejemen tapi bisa menggunakan mobil pribadi. Jenis yang digunakan bisnis mobil Uber juga berbeda-beda sesuai permintaan konsumen. Jenis-jenis mobil Uber mulai dari mobil yang standart sampai dengan mobil mewah tersedia dalam bisnis mobil Uber. Akan tetapi harga setiap jenis mobil Uber berbeda-beda, semakin baik mobil yang dipesan maka harga perjalanannya juga semakin mahal.

Dengan berjalannya waktu, penggunaan mobil Uber di Indonesia semakin banyak peminatnya. Hal ini sering membuat terjadinya permintaan melebihi dari kapasitas penawaran. Untuk mengatasi hal tersebut, menejemen mobil Uber memberlakukan sistem surge pricing. Apa sih sistem surge pricing itu..? Sistem surge pricing merupakan kenaikan tarif perjalanan menjadi beberapa kali lipat. Hal ini dilakukan mengingat jumlah pesanan mobil Uber yang semakin banyak akan tetapi tidak diimbangi dari jumlah armadanya.

Untuk itu penggunaan sistem surge pricing menandakan tingkat trasnparansi menejemen mobil Uber kepada konsumennya. Jadi dalam hal ini menejemen menerapkan sistem surge pricing guna mengurangi kerugian akibat jumlah pesanan yang tinggi namun armadanya yang tidak mencukupi.
Penerapan sistem surge pricing misalnya ketika jam kantor pulang yaitu sekitar jam 4 – 5 sore. Pada jam-jam ini permintaan mobil Uber akan meningkat drastis dari jam-jam sebelumnya. Dengan peningkatan permintaan yang luar biasa dan jumlah armada yang terbatas, maka sistem surge pricing diberlakukan. Kenaikan surge pricing dapat mencapai 1,5 kali lipat bahkan sampai 3 kali lipat dari harga normal. Penerapan sistem surge pricing ini membuat tarif perjalanan akan meningkat sesuai berapa kali lipatnya. Misal tarif normal perjalanan awalnya sebesar Rp. 100.000 maka ketika terjadi surge pricing maka tarifnya dapat mencapai Rp 150.000 bahkan bisa sampai Rp 300.000.

Namun terkadang penggunaan sistem surge pricing juga mengakibatkan kenaikan dari harga normal dapat mencapai 5 kali lipatnya. Hal ini terkadang membuat konsumen marah karena seperti memanfaatkan keadaan darurat. Kemarahan yang dilakukan para konsumen merupakan hal yang wajar, karena kenaikan tarif perjalanan yang terlalu tinggi dari harga normal. Akan tetapi inilah bisnis mobil Uber, di dalam dunia bisnis hal ini sering terjadi. Namun menejemen dari mobil Uber telah memberi pesan bahwa pada jam itu sedang terjadi surge pricing dan kenaikannya menjadi beberpa kali lipat dari tarif normal sebelum para konsumen mengambil mobil Uber. Untuk itu semua keputusan diserahkan kepada konsumen.

Apakah ingin mengambil mobil Uber dengan tarif surge pricing seperti itu apakah akan menunggu sampai harga tarif kembali normal.
Hubungan antara bisnis mobil Uber dengan para konsumennya sebetulnya hubungan yang saling menguntungkan. Dimana para pelaku bisnis mobil

Uber mencari uang dari para konsumennya sedangkan para konsumen mencari jasa penyewaan mobil secara cepat dan mudah. Untuk itu konsumen harus pandai-pandai dalam menyewa mobil Uber ketika terjadi surge pricing. Sesungguhnya sistem surge pricing terjadi karena permintaan mobil Uber yang sangat banyak bahkan jumlah armada tidak cukup menampungnya. Namun ketika permintaan mobil Uber kembali normal maka secara otomatis tarif mobil Uber juga akan kembali normal. Jadi sistem surge pricing yang diterapkan pada mobil Uber harus disikapi secara bijak oleh para konsumen, karena disini antara pebisnis mobil Uber dan konsumen saling terkait dan saling membutuhkan.


No comments:

Post a Comment